Tag Archives: Bola

Tangan Suarez Penyebab Duka Satu Benua

Tangan Suarez Penyebab Duka Satu Benua – Afrika Selatan menjadi negara Afrika pertama yang menggelar turnamen Piala Dunia. FIFA resmi menunjuk Afrika Selatan pada 2004 untuk jadi tuan rumah pada 2010. Gegap gempita jelang Piala Dunia 2010 begitu terasa. Penyanyi asal Kolombia, Shakira, ikut mempromosikan Piala Dunia di Afrika lewat lagu berjudul “Waka Waka”. Dalam video klip, tampak budaya Afrika dipamerkan. Mulai dari tari-tarian, alat musik, hingga pakaian khas.

Bermain di tanah leluhur, negara-negara Afrika tentu tak mau tampil memalukan. Tuan rumah sempat mengejutkan dengan menahan imbang Meksiko di laga pembuka. Namun dari enam kesebelasan Afrika, hanya ada satu yang sanggup lolos ke babak 16 besar. Wakil Afrika itu adalah Ghana.

Amerika Serikat adalah negara yang dihadapi pada babak selanjutnya. Pertandingan yang berlangsung di Rustenburg itu dihadiri oleh 34.976 penonton. Kebanyakan mereka adalah orang-orang Afrika yang mendukung Ghana sebagai satu-satunya wakil Afrika yang tersisa. Berkat solidaritas satu benua, tim berjuluk bintang hitam menang 2-1. Ghana jumpa Uruguay di babak delapan besar, jangan lewatkan nonton bola live streaming.

Pertemuan antar keduanya berlangsung di Johannesburg pada 2 Juli 2010. Uruguay lebih diunggulkan, mengingat faktor pengalaman dan kualitas para pemain. Namun Ghana datang bersama puluhan ribu pendukung yang memberi injeksi moral kepada Asamoah Gyan dan kolega.

Faktor dukungan penuh terbukti ampuh. Ghana tampil cemerlang dan menutup babak pertama dengan skor 1-0. Terima kasih kepada Sulley Muntari yang berhasil membobol gawang Fernando Muslera di menit ke-47.

Namun di babak kedua, Uruguay bangkit. Gol penyama kedudukan dicetak Diego Forlan pada menit ke-55. Setelah itu, tiada gol tercipta sehingga pertandingan berlanjut ke babak perpanjangan waktu.

Di babak inilah terjadi sebuah tragedi yang mungkin tidak akan pernah Ghana lupakan. Di menit ke-120, terjadi kemelut di muka gawang Uruguay. Berawal dari tendangan bebas, Dominic Adiyiah menyundul bola ke gawang Uruguay. Penjaga gawang sedang tidak dalam posisinya akibat gagal menghalau bola, sehingga laju bola dihentikan Luis Suarez. Alhasil tidak terjadi gol, tetapi wasit meniup peluit.

Para pemain Ghana sontak mengerubungi wasit Olegario Benquerenca setelah peristiwa itu. Dalam tayangan ulang, bola ditepis Suarez dengan kedua tangannya. Meskipun 2010 belum dikenal VAR, tetapi wasit melakukan keputusan tepat dengan memberikan hadiah penalti kepada Ghana. Tidak hanya itu, wasit juga mengusir Suarez dengan kartu merah.

Dengan langkah gontai disertai isak tangis, Suarez berjalan ke luar lapangan. Namun di lorong, ia berhenti sejenak untuk menyaksikan prosesi tendangan penalti. Dengan wajah yang sebagian ditutupi baju, Suarez coba melihat eksekusi itu dengan tatapan nanar.

Di lapangan, Gyan melakukan ancang-ancang. Bola ditendang dengan kaki kiri. Namun sayangnya, bola membentur mistar gawang. Peluang untuk mengubah keadaan menjadi 2-1 gagal dimanfaatkan dengan baik. Skor pun masih imbang dan waktu pertandingan sudah menemui akhir.

Sementara Gyan masih kecewa karena bola tidak masuk ke gawang, Suarez kegirangan karena penalti yang disebabkan olehnya gagal. Kedua tangan yang tadi digunakan untuk menepis bola, kini digunakan untuk merayakan kegagalan. Suarez mengepalkan kedua tinjunya, lalu berteriak dengan penuh kegembiraan.

Momen kegembiraan Suarez ternyata berlanjut hingga akhir pertandingan. Pada babak adu penalti, Uruguay unggul 4-2 atas Ghana. Hasil itu membuat Uruguay berhak lolos ke semifinal.

Di sisi lain, Ghana dan seluruh warga Afrika berduka. Adapun duka itu, tidak bisa tidak, kedua tangan Suarez turut berperan. Andai Suarez tidak menepis bola dengan tangannya…… ah, tapi sepakbola memang tidak mengenal pengandaian untuk mengubah sejarah.

 

Manchester United Diharapkan Tidak Boyong Bek Baru

Manchester United Diharapkan Tidak Boyong Bek Baru – Manchester United diharapkan sepenuhnya percaya dengan duet Harry Maguire dan Victor Lindelof. Hal ini disampaikan Wes Brown.

Lini pertahanan Setan Merah akhir-akhir seperti diketahui tengah menjadi sorotan tajam. Di mana masih dianggap belum konsisten. Bahkan di pertandingan terakhir Liga Inggris melawan Bournemouth yang berakhir kemenangan 5-2 itu mereka harus kebobolan lebih dulu di menit awal melalui Junior Stanislas.

Dengan lini belakang yang masih rentan itu, Ole Gunnar Solskjaer diminta tidak hanya fokus untuk memboyong pemain lini depan saja. Tetapi juga membutuhkan tambahan wajah baru di jantung pertahanan kunjungi Idcash88 judi online bola. Terbaru, Dwight Yorke mendesak agar mantan klub yang ia pernah bela membawa Caglar Soyuncu dari Leicester City.

Namun untuk memboyongnya tidak akan mudah, lantaran The Foxes diyakini akan menjual pemain bola asal Turki itu dengan harga yang sama seperti mereka menjual Harry Maguire sebesar 80 juta pounds atau sekitar 1,4 trilyun.

Kendati dianggap masih lemah bek yang ada saat ini, tetapi Wes Brown yang pernah mengawal jantung pertahanan Manchester United menilai agar mantan klubnya tetap mepercayakan duet Maguire dan Lindelof. Ia pun menyarankan timnya bisa mendaratkan pemain bertahan, jika salah satu mereka tampil buruk secara beruntun.

Berbicara di Webby & O’Neill YouTube channel, Wes Brown mengatakan sebagai sebuah tim mereka tentu saja bisa membawa seseorang pemain, tetapi jika melihat gol yang mereka lawan dan pertandingan yang mereka sudah mainkan secara bersama ia menyukai kedua pemain tersebut.

Ia juga yakin Ole Gunnar Solskjaer selaku pelatih tidak akan mengubahnya karena MU sudah memiliki Eric Bailly di sana juga dan ditambah lagi dengan adanya pemain muda yang datang. Ole tahu seluruh gambarannya. Sehingga Brown berpikir tetap dengan Maguire dan Lindelof kecuali mereka mulai bermain sangat buruk dan kemudian barulah mereka bisa mengubahnya.

Bersama Manchester United musim ini, Harry Maguire telah memainkan 33 laga di liga dengan mencetak 1 gol dan 1 assist. Sedangkan Victor Lindelof main 30 pertandingan dan membukukan 1 gol.

Zinedine Zidane Kembali Menegaskan: Real Madrid Belum Juara!

Zinedine Zidane Kembali Menegaskan: Real Madrid Belum Juara! – Real Madrid semakin dekat dengan gelar juara La Liga musim ini. Terutama setelah tim besutan Zinedine Zidane tersebut meraih kemenangan atas Getafe dalam laga yang digelar hari Jumat (3/7/2020) tadi.

Klub berjuluk Los Merengues tersebut tidak meraih tiga poin dengan cara yang mudah. Sebab Getafe memasang benteng yang kokoh untuk mencegah Karim Benzema dkk mencetak gol. Real Madrid pun hanya menang dengan skor 1-0.

Bahkan gol yang dicetak oleh Sergio Ramos pada menit ke-79 tidak berasal dari open-play. Ya, pemain berusia 34 tahun itu menjebol gawang Getafe lewat eksekusi penalti kunjungi Agen Judi Bola Online Terpercaya.

Terlepas dari itu, Real Madrid tetap berhak mendapatkan tiga poin. Hasil tersebut memperkokoh posisi Los Merengues di puncak klasemen dengan keunggulan empat poin atas rival bebuyutannya, Barcelona.

1 dari 2
Real Madrid Belum Juara
La Liga musim 2019/20 tinggal menyisakan lima pertandingan lagi. Melihat situasinya sekarang, terutama dengan masalah yang terus menimpa Barcelona, diyakini bahwa Real Madrid akan menjadi juara pada akhir musim ini.

Namun Zidane tidak sepakat dengan anggapan tersebut. Pria asal Prancis itu mempertegas kembali kata-kata yang pernah ia lontarkan beberapa waktu lalu: Real Madrid belum juara.

“Kami belum memenangkan apapun. Saya tahu seperti apa rasanya dan sampai ini semua usai, kami tidak bisa berkata apapun,” ucapnya kepada Movistar usai pertandingan.

“Kami harus tetap bekerja. Kami senang, bangga kepada tim… upayanya, kekuatan yang kami tunjukkan, sangatlah bagus,” lanjutnya.

2 dari 2
Selalu Ada Cerita Baru
Baginya, setiap pertandingan memiliki ceritanya sendiri. Bisa saja pada laga-laga berikutnya Real Madrid berurusan dengan kesulitan, seperti yang terjadi dalam laga kontra Getafe dini hari tadi.

“Ini adalah sepak bola, ada cerita baru dalam sepak bola tiap tiga hari. Hari ini kami sangat menderita, juga pada hari lain saat menghadapi Espanyol,” tambahnya.

“Kami bermain melawan tim papan bawah, namun mereka selalu membuat anda merasa kesulitan. Tanpa penderitaan anda tidak bisa meraih apapun,” pungkasnya.

Setelah ini, Real Madrid akan kembali beraksi di ajang La Liga dengan Athletic Bilbao sebagai lawannya. Laga tersebut akan berlangsung pada hari Minggu (5/7/2020) nanti di markas Los Leones, San Mames Stadium.

Transfer ke Dortmund yang paling berkesan bagi Sancho

Transfer ke Dortmund yang paling berkesan bagi Sancho – Di Dortmund, sebuah rencana terperinci untuk integrasinya disusun. Dia akan menggabungkan pelatihan dengan tim pertama dengan sesi tambahan dan pertandingan dengan string kedua klub – dipimpin oleh Jan Siewert, yang kemudian mengelola Huddersfield Town di liga Premier – dan di bawah 19-an.

“Sudah jelas ketika dia datang bahwa dia membutuhkan hubungan yang optimal antara beban dan pemulihan, karena dia tidak terbiasa dengan sepak bola pria,” kata Siewert. “Klub harus membangunnya dengan sangat hati-hati. Pada tahun 2017 ketika dia datang, dia hanya memiliki tiga pertandingan dengan saya. Kami memulainya dengan 55 menit, kemudian 65 dan, pada akhirnya, 75. Dan dalam seminggu, dia bermain dengan tim U-19.

“Hal baiknya adalah dia datang dan tidak berpikir dia orang yang unggul dalam tim saya – dia hanya ingin berlatih dan bekerja keras.”Sancho telah dinobatkan sebagai pemain turnamen saat Inggris mencapai final Kejuaraan U-17 Eropa pada Mei 2017. Dia terlibat langsung dalam 10 dari 15 gol Inggris sebelum dikalahkan oleh Spanyol melalui adu penalti. Ketika Piala Dunia U-20 muncul pada bulan September, ia putus asa untuk membantu Singa Muda menjadi yang lebih baik. Info lengkap kunjungi daftar agen judi bola resmi

Sancho mencetak dua gol melawan Chile di pertandingan pembuka Inggris tetapi diputuskan dia harus kembali ke klubnya setelah babak penyisihan grup. Sementara ia kecewa meninggalkan rekan satu timnya – yang kemudian meninju Spanyol 5-2 di final – di belakang, Sancho mengerti bahwa ia telah melampaui tingkat kompetisi dan perkembangannya lebih baik dilayani kembali di Jerman.

“Sebelum pertandingan, dia mengirim pesan video ke teman-temannya, dan Inggris menang,” kata Siewert. “Dia berkomitmen penuh untuk pekerjaan itu. Saya pikir saat itu dia menyadari itu adalah karirnya dan cara dia tampil di tim saya membawanya ke tim utama.”

Transfer ke Dortmund membuat Sancho meninggalkan ibu dan saudara perempuannya di London, tetapi ayahnya, Sean, pindah bersamanya. Hubungan dekat Sancho dengan ayahnya, yang digunakan untuk menginspirasi putra mudanya dengan video John Barnes, dikutip sebagai pengaruh positif dan membumi oleh semua orang yang telah bekerja dengan pemain Dortmund.